Panritanews.comĀ | Gelombang perlawanan mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mengguncang Kota Makassar. Ribuan massa berjaket merah mengepung kawasan Fly Over, Jalan Urip Sumoharjo, Sabtu (30/8/2025) sore, menutup penuh jalan raya dan memaksa pemerintah mendengar suara rakyat.
Aksi ini merupakan ledakan kemarahan publik pascainsiden mengenaskan yang menewaskan pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, setelah tubuhnya dilindas mobil barakuda Brimob. Bagi mahasiswa, darah Affan adalah bukti nyata bahwa aparat bukan lagi pengayom rakyat, melainkan mesin represif yang tega menggilas nyawa manusia.
āPolisi hari ini bukan pelindung, tapi algojo kekuasaan! Kami tidak akan diam atas kezaliman ini,ā pekik seorang orator lantang dari atas mobil komando, disambut sorakan ribuan massa.
Suasana makin memanas saat ban-ban bekas dibakar, asap hitam membubung tinggi, dan spanduk besar bertuliskan kecaman terhadap polisi terbentang di tengah jalan. Mahasiswa menegaskan, negara sedang mengalami krisis kedaulatan: aparat berubah jadi musuh rakyat, sementara pemerintah sibuk menggadaikan kepentingan publik demi elite.
āIni bukan sekadar aksi mahasiswa, ini suara rakyat yang dipaksa menderita. Dari Bara-Baraya, tambang ilegal, sampai pendidikanāsemua kebijakan hanya memperkaya penguasa!ā teriak orator lainnya.
Lewat aksi ini, Aliansi Unhas Bersatu menuntut delapan poin perlawanan rakyat:
-
Adili aparat pembunuh Affan dan reformasi total institusi kepolisian.
-
Cabut tunjangan DPR yang menguras uang rakyat.
-
Selamatkan Bara-Baraya, hentikan penggusuran rakyat kecil.
-
Hentikan permainan pajak PBB-P2, evaluasi TKD yang mencekik rakyat.
-
Sahkan RUU Perampasan Aset, berantas korupsi sampai ke akar.
-
Tolak program MBG, proyek yang hanya menyenangkan investor, bukan rakyat.
-
Bongkar tambang ilegal, stop perampokan tanah dan lingkungan.
-
Wujudkan pendidikan gratis, bukan sekadar janji manis pemerintah.
Dengan suara bulat, mahasiswa berjanji akan terus turun ke jalan sampai aparat dan penguasa menghentikan praktik represif. āKami tidak takut! Selama rakyat ditindas, perlawanan tidak akan pernah padam!ā seru massa sebelum menutup aksi dengan nyanyian perlawanan.
(Mahar)