Friday, October 17, 2025
HomeMetroDugaan Kejanggalan Zonasi, Sekolah Beri Klarifikasi

Dugaan Kejanggalan Zonasi, Sekolah Beri Klarifikasi

Panritanews.com | Indikasi kecurangan dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Kota Makassar 2025 mulai terbongkar. Lembaga Komunitas Peduli Lingkungan Ekonomi Sosial (L-Kompleks) menemukan dugan kuat manipulasi data domisili pada jalur zonasi di SMP Negri 16 Makassar.

Dalam temuannya, skitar 20 peserta dinyatakan lolos pada jalur domisili dengan skor yang seragam yakni 9.895, dan seluruhnya menempati peringkat kedua dalam pengumuman resmi di laman SPMB Kota Makassar.

“Skor yang sama persis unyuk dua puluh siswa adalah indikasi kuat adanya pola pengkondisian. Ini bukan kebetulan. Ada dugaan skenario sistematis yang mengarahkan hasil seleksi,” ungkap Sekretaris Jenderal L-Kompleks, Ruslan Rahman, saat dikonfirmasi Selasa (09/07/2025).

Ruslan menyebut manipulasi data domisili merupakan bentuk pelanggaran serius, tidak hanya merugikan peserta lain yang berdomisili di wilayah zonasi tetapi juga berpotensi melanggar hukum, termasuk UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU Nomor 14 tentang Keterbukaan Informasi Publik, karena data hasil seleksi yang diumumkan harus dapat diuji kebenarannya.

“Kami menduga ada pemanfaatan celah sistem oleh pihak pihak tertentu, entah itu orang tua, oknum sekolah, atau bahkan operator system, fakta ini sedang kami dalami lebih lanjut,” jelas Ruslan.

L-Kompleks mengaku telah mengumpulkan sejumlah dokumen sebagai bukti awal, mereka menyatakan akan melaporkan temuan ini ke Aparat Penegak Hukum (APH) dan meminta Dinas Pendidikan Kota Makassar untuk tidak menutup nutupi siapapun yang diduga terlibat dalam dugaan manipulasi tersebut.

“Jika dibiarkan, ini menciptakan preseden buruk, penerimaan siswa seharusnya transparan dan adil, kami tidak segan membawa kasus ini ke ranah hukum,” tegas Ruslan.

Menanggapi tudingan tersebut, Kepala SMP Negeri 16 Makassar, Amirudin , menjelaskan bahwa kesamaan skor pada 20 siswa terjadi akibat kekeliruan operator saat proses validasi data.

“Merupakan kekeliruan operator pada saat validasi itu, sehingga ada skor identik. Tapi pada dasarnya tidak ada yang dirugikan. Bahkan dari 140 siswa yang lulus, ada 37 orang yang mengundurkan diri atau tidak mendaftar ulang,” ujar Amirudin saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (09/07/2025).

Ia menambahkan bahwa pihak sekolah bersama operator telah melakukan klarifikasi ke Dinas Pendidikan Kota Makassar. “Jika ada calon siswa yang merasa dirugikan atau tergeser akibat skor identik tersebut, kami dari pihak sekolah akan menerima mereka untuk mengisi kekosongan yang saat ini berjumlah lebih dari 100 orang,” tutup Kepsek. (**)

RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments